A. Cara Mudah Mengetahui Tanah Masam atau Basa
Cara Menggunakan pH Meter Tanah
Budidaya – Dalam usaha budidaya tanaman tanah berfungsi sebagai media tanam dan sebagai sumber unsur hara dimana akar tanaman memperoleh nutrisi atau makanan. Syarat utama media tanam yang baik adalah mengandung unsur hara yang cukup yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga tanaman mampu tumbuh dengan baik dan berproduksi secara maksimal. Faktor penting lainnya yang juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha budidaya tanaman adalah kadar keasaman tanah atau pH tanah. Dimana setiap tanah memiliki kadar keasaman (pH) yang berbeda-beda. Sebagian jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan kadar pH rendah (tanah asam) dan sebagian lainnya bisa tumbuh pada tanah yang ber pH tinggi (tanah basa). Akan tetapi sebagian besar tanaman yang sering dibudidayakan hanya bisa tumbuh pada tanah yang ber-pH netral. Oleh karena itu setiap petani hendaknya wajib mengetahui kondisi tanah sebelum melakukan kegiatan budidaya tanaman. pH tanah atau media tanam sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu usaha budidaya pertanian. Seringkali kegagalan usaha pertanian disebabkan karena minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengetahui kadar keasaman lahan pertanian.
Kadar pH tanah diukur dalam skala pH dengan rentang angka antara 0 hingga 14. Tanah dengan kadar pH 0 hingga 7 bersifat asam, sedangkan tanah dengan kadar pH antara 7-14 disebut basa. Tanaman yang dibudidayakan pada tanah ber pH rendah maupun tinggi tidak akan tumbuh dengan baik. Sebab pada tanam masam dan basa akar tanaman tidak mampu menyerap unsur hara dengan baik. Sebagian besar tanaman budidaya hanya mampu tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki kadar pH netral, yaitu 7. pH minimal yang masih bisa ditoleransi oleh tanaman adalah 5,5.
B. Faktor Yang Mempengaruhi pH Tanah Rendah
Beberapa faktor penyebab rendahnya pH tanah antara lain sebagai berikut ;
- Tercucinya unsur hara pada tanah akibat curah hujan yang tinggi,
- Adanya unsur Aluminium (Al), Tembaga (Cu) dan Besi (Fe) yang berlebihan,
- Drainase yang kurang baik sehingga menyebabkan tergenangnya air secara terus menerus dan dalam wakyu yang lama,
- Terjadinya dekomposisi bahan organik yang berakibat keluarnya kalsium dari dalam tanah,
- Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, terutama pupuk nitrogen,
- Tanah kekurangan unsur magnesium (Mg) dan kalsium (Ca).
C. Cara Sederhana Mengukur dan Mengetahui pH Tanah
Cara mengetahui pH tanah dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik secara tradisional (cara sederhana) maupun menggunakan pH meter tanah. Secara tradisonal, pH tanah dapat diketahui dengan memperhatiakn jenis tanaman yang tumbuh secara alami pada tanah tersebut dan menggunakan indikator dari bahan alami, misalnya kunyit. Berikut ini beberapa cara mudah mengetahui tanah asam (pH Tanah), baik secara tradisional maupun menggunakan alat pH Meter ;
1). Cara Sederhana Mengetahui Keasaman pH Tanah dengan Indikator Tanaman
Tanaman liar yang tumbuh secara alami pada tanah asam dan basa berbeda-beda. Oleh karena itu tumbuhan yang ada pada suatu lahan dapat digunakan sebagai indikator kadar pH tanah tersebut. Dengan cara ini kita dapat mengetahui apakah tanah tersebut asam atau basa hanya dengan memperhatikan tanaman yang tumbuh di atasnya. Tumbuhan yang bisa kita jadikan indikator misalnya adalah Senggani atau Keduduk (Melastoma malabathricum). Senggani memiliki banyak nama lokal atau nama daerah, diantaranya yaitu Harendong (Sunda), Senduduk atau Sikaduduk (Minang), Keduduk (Melayu) dan dalam bahasa Jawa dikenal dengan Senggani atau Kemanden. Jika suatu lahan banyak ditumbuhi tanaman tersebut maka mengindikasikan bahwa tanah pada lahan tersebut memiliki kadar pH yang rendah atau masam.
baca juga
baca juga
2). Cara Mudah Mengetahui pH Tanah Menggunakan Indikator Kunyit
Selain dengan cara memperhatikan tanaman yang tumbuh, cara lain untuk mengetahui keasaman tanah adalah menggunakan kunyit. Rimpang kunyit dapat digunakan sebagai indikator kadar keasaman tanah. Cara mengetahui pH tanah menggunakan kunyit adalah sebagai berikut ;
- Sediakan rimpang kunyit seukuran jempol,
- Potong kunyit tersebut menjadi dua bagian,
- Ambil sampel tanah dari 5 titik yang berbeda, yaitu 4 titik pada ujung lahan dan 1 titik di tengah-tengah lahan,
- Semua sampel tanah dijadikan satu dalam wadah dan dibasahi dengan air secukupnya, kemudian diaduk hingga tercampur rata,
- Satu bagian kunyit dimasukkan kedalam adonan tanah tersebut dan biarkan selama 30 menit, kemudian angkat,
- Selanjutnya bandingkan warna kunyit dengan potongan kunyit yang tidak dimasukkan kewadah berisi adonan tanah,
- Jika warna kunyit menjadi pudar maka tanah tersebut dapat dipastikan masam (pH rendah), Jika warna kunyit tetap berarti pH tanah tersebut netral, dan jika warna kunyit berubah menjadi biru berarti tanah tersebut ber pH tinggi atau basa.
3. Cara Mengukur pH Tanah Menggunakan Kertas Lakmus
Kedua cara diatas memang sudah cukup membantu kita dalam mendeteksi kadar keasaman suatu lahan pertanian, namun kita tidak dapat mengetahui dengan pasti angka pH-nya. Sehingga kita masih mengalami kesulitan dalam perlakuan tanah tersebut. Misalnya ketika kita akan melakukan pengapuran untuk menaikkan pH tanah, kita tidak tahu pasti berapa dosis kapur yang harus diberikan. Untuk itu kita perlu mengukur pH tanah menggunakan suatu alat, salah satunya adalah kertas lakmus. Cara mengukur pH tanah menggunakan kertas lakmus adalah sebagai berikut :
- Ambil sampel tanah dari 5 titik yang berbeda, yaitu 4 titik pada ujung lahan dan 1 titik di tengah-tengah lahan,
- Semua sampel tanah dijadikan satu dalam wadah dan dibasahi dengan air dengan perbandingan 1:1, kemudian diaduk hingga tercampur rata,
- Biarkan selama kurang lebih 15-20 menit sehingga tanah mengendap (air dan tanah terpisah),
- Celupkan ujung kertas lakmus pada air selama 1 menit dan jangan sampai menyentuh tanah,
- Segera angkat jika warna kertas lakmus sudah stabil,
- Cocokkan warna kertas lakmus tersebut dengan bagan warna,
- Lihat warna tersebut ada pada skala berapa, apakah 0, 1, atau 7
4. Cara Mengukur pH Tanah Menggunakan pH Meter
Cara yang yang terakhir ini merupakan cara yang paling mudah, praktis dan akurat jika dibandingkan dengan ketiga cara diatas. Dengan menggunakan pH Meter bisa langsung diketahui berapa skala pH tanah tersebut, sehingga mempermudah kita dalam memberikan perlakuan. Cara menggunakan pH meter tanah sangat mudah dan praktis, yaitu cukup dengan menusukkan ujung alat pH meter pada keempat ujung titik lahan dan satu titik ditengah-tengah lahan. Hasil yang diperoleh pada skala pH akan menunjukkan angka yang sudah dirata-ratakan.
Mengukur kadar keasaman tanah menggunakan pH Meter sangat mempermudah kita dalam pemberian dosis kapur pertanian. Karena angka atau skala pH hasil pengukuran dapat diketahui dengan pasti. Secara umum untuk menaikkan 1 tingkat skala pH membutuhkan 2 ton dolomit (kapur pertanian) setiap hektar. Misalnya jika hasil pengukuran menunjukkan angka skala pH 6 maka untuk memperoleh pH 7 dalam satu hektar lahan dibutuhkan 2 ton dolomit. Jika hasil pengukuran menunjukkan angka 4, maka dalam satu hektar dibutuhkan 6 ton dolomit untuk memperoleh pH netral (7.0). Pengukuran pH tanah dan pemberian dolomit atau pengapuran sebaiknya dilakukan saat pengolahan lahan, sehingga ketika benih atau bibit ditanam pH tanah sudah benar-benar stabil.
sumber http://mitalom.com/
Post A Comment:
0 comments: